“Ketahuilah
nak bahwa burung dalam sangkar jauh lebih mahal dan berharga dibandingkan
dengan burung yang terbang dan hidup di alam bebas”
Sebuah
kalimat simpel namun sangat bermakna, kalimat tersebut bisa dijadikan motivasi
ketika menjalani hidup dalam lingkungan asrama yang memiliki aturan yang ketat
serta kebebasan yang kurang. Tidak semua orang yang hidup di dunia ini pernah
merasakan bagaimana kehidupan asrama, bagaimana suasan yang didapat dalam
lingkungan asrama yang sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kehidupan luar
asrama yang bebas. Burung merupakan perumpamaan dari manusia dan pesantren/asrama
merupakan sangkarnya.
Orang-orang
beruntung yang pernah merasakan hal tersebut biasanya adalah kaum-kaum pemuda
yang menempuh pendidikan di sekolah yang berlatarbelakang pendidikan islam atau
mereka yang menerima beasiswa dari suatu lembaga yang mengharuskan untuk
tinggal di asrama, sekolah-sekolah tersebut biasanya berbentuk pesantren yang
beberapa diantaranya mewajibkan muridnya untuk tinggal di asrama selama mereka
menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
Sebagian
besar pemuda tidak akan membiarkan diri mereka terjebak dalam sebuah sangkar
dengan dalih mereka ingin menikmati kebebasan. Anggapan bahwa usia muda adalah
usia dimana seorang manusia memasuki fase pencarian jati diri sebenarnya,
kebanyakan namun tidak semuanya pemuda yang mau menjalani hidup dalam lingkup
asrama adalah mereka yang lahir di lingkungan keluarga yang taat beragama.
Berdasarkan informasi dari beberapa orang yang pernah merasakan hidup berasrama
mengatakan bahwa mereka masuk ke dalam lingkungan asrama karena saran atau
arahan dari orang tua atau kerabat mereka yang lain. Dengan alasan utama agar
mereka mempelajari dan mendalami ilmu agama sehingga mereka diharapkan
kedepannya bisa menjadi pribadi yang bermoral dan beretika dalam hidup
bermasyarakat.
Kembali
kemakna dari kalimat paling awal, bahwa burung dalam sangkar jauh lebih
berharga dan bernilai dibandingkan dengan burung yang terbang bebas dialam
liar. Seperti itulah hidup dalam lingkup asrama apalagi yang berlatarbelakang
pesantren, didalamnya memang kebebasan sangat minim jika ingin dibandingkan
dengan kehidupan diluar asrama, namun dengan aturan yang sangat ketat yang
mengatur segala aktifitas mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi akan
menumbukahkan karakter yang disiplin, mandiri dan lebih menghargai waktu
sehingga menejemen waktu akan sangat baik. Selain hal tersebut masih banyak
lagi pendidikan nonformal yang akan diperoleh misal keahlian kepimimpinan,
public speaking, hafalan quran, hafalan hadis dan masih banyak lainnya.
Sangatlah
jauh berbeda jika ingin dibandingkan dengan kehidupan diluar asrama dengan
pergaulan yang bebas, seperti realitas sekarang ini dimana pergaulan pemuda
yang sudah melampaui batas-batas normal contohnya dengan mengkonsumsi minuman
beralkohol dan melakukan hubungan sex secara bebas karena nilai-nilai agama
yang mulai dilupakan. Meskipun tidak semua pemuda yang hidup diluar asrama
melakukan hal tersebut namun sebagian dari mereka yang melakukan
Jadi
bagi siapapun yang hidup dalam sangkar asrama yang memiliki aturan yang ketat
dan kebebasan yang minim, bersyukurlah kalian karena kalian memiliki nilai
tambah yang tidak dimiliki oleh orang lain, bersyukurlah karena kalian bisa
terjaga dari pergaulan yang menyesatkan, bersyukurlah karena kalian bisa
mempelajari ilmu yang menjadi bekal akhirat. Banggalah dengan hal positif yang
kalian kerjakan bukan mengumbar-umbar hal negatif yang seharusnya menjadi aib
yang tersembunyi.
Ketika
waktu dimana kalian kelaur dari sangkar tetap ingat untuk menjaga bekal yang
pernah kalian dapat selama hidup didalam sangkar.
Penulis sendiri pernah merasakan
kehidupan asrama ketika menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan
sekolah menegah atas di salah satu kota di Jawa Barat, yang diberikan oleh
sebuah yayasan keluarga. Beasiswa tersebut mengaharuskan untuk tinggal di
asrama selama tiga tahun penuh tanpa kembali ke kampung halaman. Kalimat
tersebutlah yang menjadi motivasi dalam menjalani hidup dalam sangkar.
Comments
Post a Comment